Minggu, 14 Oktober 2012

"Ketika Qta Jatuh Cinta"


Jatuh cinta, itu emang fitrah. Karena, berbarengan penciptaan manusia, kita diberi anugerah GHARIZAH NAU' (naluri melestarikan jenis) yang salah satu manifestasinya adalah tertarik ama lawan jenis. Manifestasi lainnya berupa rasa sayang pada ortu, rasa keibuan, kebapakan, dll. 
 So, kalau kamu naksir cowok / cewek, itu wajar. Malah aneh kalau kamu naksir sesama jenis.

Nah, ketika tumbuh benih-benih ' DAUN WARU ’ di hatimu, kamu musti teliti. Apakah itu pertanda kamu udah siap menanggung konsekuensinya, yakni married atau belum. Sebab konsekuensi agar kamu bisa deketan ama cowok / cewek yang kamu cintai cuma satu, married. Nggak ada itu istilah PACARAN. 
Kenapa? Karena pada faktanya, aktivitas dalam pacaran banyak yang melanggar aturan Islam.

Pertama, dalam pacaran pasti ada aktivitas pandang memandang aurat, atau memandang disertai syahwat antar dua insan. Ini jelas melanggar aturan Allah Swt agar GADHUL BASHAR (lihat QS An-Nur: 30). Kalau pacarannya pake jilbab dan ikhwannya pake koko lengkap plus pecinya, sambil nunduk lagi, gimana? Ah, itu sih akal-akalan kamu aja!

Kedua, kalau kamu pacaran, berarti kamu bakal pergi berdua-duaan alias MOJOK bin KHALWAT. Padahal itu kan melanggar syara’. Nabi bersabda: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka tidak boleh baginya berkhalwat dengan wanita yang tidak bersama mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiga diantara keduanya adalah setan” (HR Ahmad).

Ketiga, kamu pasti ada pembicaraan yang di luar masalah MUAMALAH alias MASALAH INTIM. Misalnya ngerumpiin soal perasaan masing-masing, soal hobi, soal keluarga, dll. Padahal, interaksi laki-perempuan dibatasi syara’ hanya untuk masalah muamalah seperti masalah jual beli, pendidikan, pengurusan umat, dakwah, dll. Yah, kecuali kalau udah khitbah, boleh tuh ngomongin soal keluarga atau rencana pernikahan.

Keempat, kadang (atau sering?) pacaran itu disertai aktivitas lebih berani seperti pegang-pegangan, raba-rabaan (copet kali!), pijit-pijitan, ciuman atau yang lebih gawat sampai berZINA. Istilahnya pacaran itu acapkali melibatkan KNPI (Kissing, Necking, Petting, Intercourse – terjemahannya cari sendiri ya!! heheee). Padahal Islam mewanti-wanti agar tidak mendekati zina, apalagi sampai berZINA

.Begitulah kira", naksir cowok / cewek bukan berarti melegalkan kamu buat mencari terobosan agar bisa jalan bareng ama cowok / cewek itu. Jadi, kalau tuh cowok / cewek ternyata juga naksir ama kamu, jangan malah seneng. 
Inget ma Syair lagu Saden kan...nie bunyinya ‘Oh senangnya, waktu kau tembak aku, langsung kujawab, iya… kau jadi pacarku’.. itu salah. 
Harusnya… iya…kau jadi suamiku (ciaaahh..ciaaah…), gitu!

Lantas, kalau kamu belum siap terikat dalam pernikahan, alihkan perasaanmu. Kendalikan GHARIZAH NAU’ kamu. Camkan dalam kamus hidup kamu untuk tidak pacaran sebelum menikah. Bila syahwatmu muncul, misalnya tiba-tiba kamu naksir sama someone special, alihkan pada kegiatan lain yang lebih bernilai Ibadah, silaturahim ke temen, ikut kegiatan yang positif atau baca bacaan Islami. Kamu bisa juga membentengi diri dengan SHAUM.

Oh, ya . . . !!!
Biar kaum Adam / Hawa nggak gampang kepincut kamu, kamu juga musti hati-hati bila punya pesona. Jangan diobral ke sana ke mari (Itu sih namanya murahan, , ,!). So, kalau kamu punya wajah manis kayak Katie Holmes, body aduhai bak Pamela Anderson, senyum menawan layaknya Jeniffer Lopez atau otak secerdik Betty La Fea, bersyukurlah. 

Tapi, cara mensyukurinya bukan dengan menjadikannya sebagai magnet untuk menarik lawan jenis kamu. Jadi, jangan sengaja menampakkan kelebihanmu itu. Misalnya dengan dandan menor 85, pakai baju ketat (kayak leupet), pakai parfum yang baunya bikin para cowok / cewek klepek-klepek, dll. Ingat kata pepatah, cinta itu datangnya dari mata turun ke hati.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar